18 Januari 2010

Ramai Publisitas, Bazar Numimatik Yogyakarta Sepi Pengunjung

Ramai Publisitas, Bazar Numimatik Yogyakarta Sepi Pengunjung

Sempat ragu-ragu dengan kemampuan saya dalam menulis press release, alhamdulillah, ternyata sambutan rekan-rekan media sangat meriah saat menanggapi press release Bazar Numismatik Jogja 2010 yang saya kirim.



Lumayan, setidaknya ada 5 media cetak dan 1 media online yang meliput pagelaran bazar uang lama yang bertempat di Pasar Klithikan, Pakuncen, Wirobrajan tersebut.

Sayangnya, dengan publisitas seramai itu Bazar Numismatik Jogja 2010 justru sepi pengunjung. Padahal, diliput 5 media cetak sama dengan diliput oleh semua media yang beredar di Jogja karena jumlah media cetak di Jogja hanya sejumlah itu. Yah, mungkin ini salah saya. Soalnya saya telat mengirim press release. Bazar dimulai Jum'at, 15 Januari 2010, eh, saya baru mengirim press release-nya hari itu juga sekitar jam 8 pagi. ^_^

Meskipun begitu, saya tidak mau dijadikan kambing hitam begitu saja. Menurut pengamatan saya, setidaknya ada beberapa faktor lain yang membuat Bazar Numismatik Jogja 2010 ini sepi pengunjung. Pertama, menurut pengakuan Pak Wisnu Murti--seperti yang ia sampaikan juga ke KR Jogja dotcom, di Semarang dan Surabaya juga tengah digelar event serupa. Alhasil, pengunjung dari luar kota Jogja terbagi konsentrasinya. Kedua, tepat di hari kedua bazar, event Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) dibuka. Ini juga membuat perhatian publik Jogja terfokus pada Sekaten yang memang selalu ditunggu-tunggu setiap tahun. Apalagi penyelenggaraannya lebih meriah ketimbang bazar yang digelar Asosiasi Numismatik Jogja.

Hal-hal ini tentunya akan menjadi catatan khusus bagi rekan-rekan di Asosiasi Numismatik Jogja bila hendak melaksanakan event serupa di waktu-waktu mendatang. Selain mempertimbangkan masak-masak waktu penyelenggaraan agar tidak bentrok dengan event lain--apalagi event yang serupa di kota lain, sisi publisitas juga harus digarap lebih baik. Well, ini terutama ditujukan pada saya yang kemarin dipercaya mengurusi masalah publikasi ke media.

Bagi saya, membuat press release untuk Bazar Numismatik Jogja 2010 merupakan pengalaman pertama. Wajar saja jika masih banyak kekurangan di sana-sini. Namun saya rasanya sudah boleh merasa puas dengan hasilnya. Sungguh tidak saya sangka-sangka jika hampir seluruh media yang ada di Jogja datang meliput event tersebut. Padahal saya sempat pesimistis, jangan-jangan press release yang saya kirim hanya jadi bahan tertawaan redaktur saja.

Akhirnya, sebagai pribadi sekaligus sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap pengiriman press release Bazar Numismatik Jogja 2010 ke media-media di Jogja, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah mengirim wartawannya dan meliput pelaksanaan event ini. Media-media tersebut adalah:
1. Harian Jogja; "Nomor seri uang bisa bawa untung..."
2. KR Jogja dotcom; "Bazaar Uang Kuna Belum Mampu Tarik Pengunjung"
3. Kompas Jogja; "Bisnis Uang Lama Menguntungkan "
3.
4.
5.

15 Januari 2010

Bazar Numismatik Yogyakarta 2010

Bazar Numismatik Yogyakarta 2010

Berangkat dari pemikiran bahwa sebenarnya ada banyak penggemar numismatik di Jogja namun masih kesulitan mencari tempat untuk saling bersosialisasi satu sama lain, Asosiasi Numismatik Jogja mengadakan Bazar Numismatik Jogja 2010.



Bertempat di Pasar Klithikan Wirobrajan, bazar yang dihelat tanggal 15 – 18 Januari 2010 ini bertujuan untuk mempertemukan sesama penggemar numismatik dan juga filteli se-Jogja dan sekitarnya.

Inisiator acara, Panji Kumala, mengatakan, tujuan mengadakan bazar ini adalah untuk membangun suasana kekeluargaan antar penggemar numismatik di Jogja. Selama ini komunitas numismatik Jogja memang belum mempunyai wadah sendiri, sehingga masing-masing kolektor uang lama terkesan berjalan sendiri-sendiri tanpa mengenal satu sama lain. Dengan adanya bazar ini diharapkan akan timbul suasana guyub yang pada akhirnya akan memajukan dunia numismatik di Jogja.

"Sebenarnya banyak orang yang suka mengumpulkan uang lama, namun jarang ada wadah untuk saling ketemu. Lalu ada juga yang memiliki koleksi tapi tidak tahu kalau mau jual harus ke mana. Yang paling lucu kita tahu nama-nama sesama teman numismatik, tapi tidak tahu wajahnya bagaimana? Waktu ketemu, eh, ternyata kamu toh," demikian uraian Panji Kumala mengenai alasannya mengadakan acara ini.

Alasan lainnya, uang adalah saksi sejarah perjalanan bangsa. Karena itu, uang lama penting untuk mempelajari sejarah perkembangan negara & perekonomian kita di masa lalu. Kita juga bisa tahu kebudayaan atau kehidupan masyarakat pada masa tertentu salah satunya melalui mata uang atau media barter yang digunakan pada masa itu.

"Jogja memegang peranan penting dalam dunia numismatik nasional. Selain banyak kolektor senior yang berasal dari Jogja, sejarah panjang Jogja sebagai eks ibukota Republik Indonesia dan juga salah satu pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda di Jawa menjadikan daerah ini kaya akan koleksi benda antik termasuk uang lama. Banyak uang lama yang sulit dicari di daerah lain tapi ternyata banyak ditemukan di Jogja. Anehnya, dibandingkan kota-kota lain seperti Bandung, Jakarta, dan Surabaya, aktivitas numismatik di Jogja malah vakum. Para kolektornya juga seperti tidak saling kenal, tidak kompak. Semoga dengan bazar ini terjadi perubahan," tambah Eko Nurhuda, pemilik toko online UangLama.com yang dipercaya sebagai humas acara.

Tidak hanya menjadi ajang kumpul-kumpul kolektor dan pedagang uang lama, bazar ini adalah juga sarana berbagi ilmu, baik antarsesama kolektor/pedagang maupun masyarakat awam. Bazar ini dapat mengenalkan kepada masyarakat bahwa uang lama juga bisa digunakan sebagai sarana belajar sejarah & investasi masa depan.

"Kami mau memunculkan kolektor-kolektor baru yang mengerti bahwa uang lama ini bisa sebagai media mempelajari sejarah bangsa & juga sarana berinvestasi. Di sini juga ada suasana kekeluargaan untuk saling belajar & membagikan ilmu," kata Panji lagi.

Yang tidak kalah menarik, bila diseriusi acara ini dapat dijadikan sebagai event wisata bagi wisatawan yang mengunjungi Jogja, baik wisatawan lokal maupun tamu-tamu dari mancanegara. Oleh karena itu Panji berharap acara ini bisa menjadi agenda rutin. Dukungan dari semua masyarakat Jogja, termasuk dukungan publikasi dari rekan-rekan media akan sangat membantu mewujudkan harapan tersebut.

"Apalagi kalau ada sponsor yang mau support," tambah Panji setengah berharap.

Bazar diadakan pada tanggal 15 - 18 Januari 2010, dari pukul 09.00 s/d 21.00 WIB. Selain teman-teman dari Asosiasi Numismatik Jogja yang digawangi Panji Kumala, Bapak Wisnu (pemilik lapak uang lama Maju Mapan), Bapak Eko Nurhuda (UangLama.com), serta kolektor kawakan yang terkenal sebagai rajanya koin lama Bapak Sugiarto, sejumlah pedagang/kolektor yang turut berpartisipasi dalam bazar ini. Antara lain Bapak Hariono (Suroboyo Stamp, Surabaya), Bapak Sayuti (Sayuti Collection, Surabaya), Bapak Icuk (kolektor dari Klaten), serta kolektor-kolektor lain dari Jogja dan sekitarnya.

Tempatnya di Pasar Klithikan Jogja, Jl. Hos Cokroaminoto, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.


Catatan: Ini adalah naskah press release Bazar Numismatik Jogja 2010 yang saya kirim ke koran-koran lokal dan nasional yang beredar di Jogja.